Apa yang dimaksudkan dengan khauf?Khauf bererti takut akan Allah s.w.t. , rasa gementar dan gerun akan kekuatan dan kebesaran Allah s.w.t. serta takutkan kemurkaanNya dengan mengerjakan segala perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.
Kuat dan lemah khauf ini bergantung kepada keyakinan seseorang pada Allah s.w.t. Dan selain khauf yang disebabkan takut pada hukuman sebagaimana di atas, ada pula khauf yang disebabkan oleh kerana takut akan kebesaran dan keagungan sesuatu. Jika manusia itu memahami begitu banyak maksiatnya yang akan dihadapkan pada ke-Maha Agungan Allah s.w.t , maka akan timbullah rasa takut. Maka orang yang paling tinggi khaufnya adalah yang paling mengetahui dirinya dan penciptanya, firman Allah s.w.t :
"Sebenarnya yang menaruh bimbang dan takut (melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu"
-QS Faathir : 28-
Impak dari khauf yang besar adalah jika seseorang sudah benar pemahamannya, maka mulailah rasa khauf masuk dalam hatinya dan nampak pucat wajahnya, tangis, gementar dan kemudian meninggalkan maksiat, lalu komitmen dalam ketaatan, dan bersungguh-sungguh dalam beramal.
Khauf ada yang berlebihan, moderat dan kurang. Khauf yang seimbang akan membuatkan seseorang sentiasa waspada, hati-hati (wara'), bertaqwa, bermujahadah, berfikir, berzikir, menjaga kesihatan fizikal dan kebersihan akal. Bagi khauf yang kurang pula, akan menyebabkan seseorang tidak meninggalkan maksiat yang dilakukan. Dan yang paling teruk, bagi yang berlebihan akan mengakibatkan rasa putus asa dan berpaling dari taat!
Keutamaan khauf disebutkan dalam hadis Nabi SAW:
"Berfirman ALLAH SWT : Demi Keagungan dan Kekuasaan-KU tidak mungkin berkumpul 2 rasa takut dalam diri hambaku dan tidak akan berkumpul 2 rasa aman. Jika ia merasa aman pada-KU di dunia maka akan aku buat takut ia di hari kiamat, dan jika ia takut pada-KU di dunia maka akan aman ia di akhirat."
-HR. Ibnu Hibban 2494)-
1. Takutnya para Malaikat
"Mereka merasa takut kepada Rabb-nya, dan mereka melakukan apa-apa yang diperintahkan ALLAH."
-An-Nahl : 50-
2. Takutnya Nabi SAW.
"Bahwa Nabi SAW jika melihat mendung atau pun angin maka segera berubah pucat wajahnya, berkata A'isyah ra : Ya Rasulullah, orang-orang jika melihat mendung dan angin bergembira karena akan datangnya hujan, maka mengapa anda cemas? Jawab beliau SAW : Wahai A'isyah, saya tidak dapat lagi merasa aman dari azab, bukankah kaum sebelum kita ada yang diazab dengan angin dan awan mendung, dan ketika mereka melihatnya mereka berkata : Inilah hujan yang akan menyuburkan kita.
-HR. Bukhari 6/167 dan Muslim 3/26-
Dan dalam hadith lain disebutkan bahwa Nabi SAW jika sedang shalat terdengar di dadanya suara desis seperti air mendidih dalam tungku, karena tangisnya.
3. Khauf-nya shahabat ra.
Abubakar ra sering berkata : Seandainya saya hanyalah buah pohon yang dimakan. Umar ra sering berkata : Seandainya aku tidak pernah diciptakan, seandainya ibuku tidak melahirkanku. Abu 'Ubaidah ibnal Jarraah ra berkata : Seandainya aku seekor kambing yang disembelih keluargaku lalu mereka memakan habis dagingku. Berkata Imraan bin Hushain ra : Seandainya aku menjadi debu yang tertiup angin kencang.
Demikianlah Khauf para Malaikat, Nabi-nabi, ulama dan auliya', maka kita perlu berlebih kali ganda takut dibandingkan dengan mereka. Mereka takut bukan kerana dosa, tapi kerana kesucian hati dan kesempurnaan ma'rifah. Sementara kita pula telah dikalahkan oleh kekerasan hati dan kebodohan. Hati yang bersih akan bergetar karena sentuhan kecil, sementara hati yang kotor tak berguna baginya nasihat dan ancaman.
Oleh yang demikian, bagaimana untuk pupuk sikap khauf di kala kita diselubungi masyarakat yang rosak..? tepuklah dada tanya iman. Semuanya bergantung kepada diri sendiri. Adakah kita ingin menjadi orang yang menguasai keadaan ataupun orang yang dikuasai oleh keadaan?
Dalam keadaan masyarakat yang rosak , tidak bermakna kita harus ikut rosak sama, malah kita yang bertanggungjawab untuk mengubah keadaan itu. Namun bagaimana caranya?
Fikir-fikirkan~